Minggu, 04 Januari 2015

PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK SD



BAB I
PENDAHULUAN
1.1                        Latar belakang
Semua anak, khususnya anak sekolah dasar menampakkan kesenangan belajar dan bahkan mereka ingin mempelajari banyak hal. Dorongan ingin tahu mereka yang sangat tinggi dapat dilihat dari keinginan untuk mengeksplorasi lingkungan dengan kemampuan dan dorongan mereka untuk mengetahui sesuatu dan membuat sesuatu secara kreatif. Mereka senang bermain boneka, pistol-pistolan dan berbagai macam alat permainan lainnya yang mereka ciptakan melalui bahan alami seperti daun singkong untuk membuat boneka wayang, dan dahan pisang untuk membuat pistol-pistolan.Mereka cenderung meniru dan mencoba apa yang mereka lihat dan ketahui. Mereka memiliki minat yang luas dan cita-cita yang banyak, walaupun mereka belum menyadari bahwa untuk mengembangkan minat dan mencapai cita-cita mereka memerlukan pengorbanan dan kerja keras. Mereka juga belum menyadari perlunya memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kepribadian yang sesuai dengan tuntutan keinginan mereka. Anak-anak sangat menyenangi belajar, seperti yang kita ketahui dari pendapat (Soepartinah, P.S., 1981) bahwa sebenarnya anak-anak dapat dan ingin belajar, dan lebih dari itu, mereka ingin belajar sebanyak-banyaknya dan sesegera mungkin.
Oleh karena itu, guru-guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk belajar kreatif sebanyak dan selekas mungkin. Caranya adalah dengan membuat situasi belajar yang menarik dan sekreatif mungkin sehingga anak-anak dapat memiliki keinginan untuk kreatif seperti yang dilakukan oleh gurunya.
1.2         Rumusan masalah
1.      Jelaskan pengertian kreativitas dan karakteristik kreativitas ?
2.      Jelaskan faktor yang mempengaruhi kreativitas ?
3.      Jelaskan perbedaan individual dalam kreatif ?
4.      Jelaskan upaya pengembangan kreativitas ?
1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui perkembangan kreativitas anak.
2.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kreativitas.
3.      Untuk mengetahui perbedaan individual dalam kreatif dan upaya pengembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan karakteristik
a.     Pengertian
              Kreativitas merupakan salah satu kemampuan manusia yang memegang peranan penting dalam kehidupannya.Kemampuan ini banyak dilandasi oleh kemampuan intelektual, seperti intelegensi, bakat, dan kecakapan hasil belajar . Dan didukung oleh faktor-faktor efektif dan psikomotorik.
                 kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan karya nyata, baik dalam ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang sudah ada sebelumnya. (Reni Akbar, 2001 : 5 ) menurut levitt dalam suryana (2001 : 18) menyatakan bahwa  “Kreativitas adalah berfikir  sesuatu yang baru, keinovasian dan melakukan sesuatu yang baru”. Hal ini senada dengan pendapat Nana syaodik (2003:104) bahwa “Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk  menemukan dan menciptakan  suatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat”.
Hal baru itu tidak harus  selalu  sesuatu  yang  sama sekali belum pernah ada sebelumnya, namun unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya. Seseorang dapat  menemukan kombinasi  baru atau konstruk  baru yang mempunyai  kualitas yang berbeda  dengan keadaan sebelumnya. Jadi hal baru itu  adalah sesuatu yang sifatnya inovatif.  Selanjutnya Utami Munandar (1999:42)  juga menyatakan bahwa  :“kreativitas  Adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, Informasi atau unsur-unsur yang ada”. 







b.     Karakteristik kreativitas
Beberapa karakteristik kepribadian orang kreatif menurut Utami munandar, (1999) adalah :
1.              Mandiri dalam sikap dan prilaku sosial.
2.              Keterbukaan terhadap rangsangan dari luar.
3.              Memiliki minat yang luas dan rasa ingin tahu.
4.              Kepercayaan terhadap diri sendiri.
5.              Memperhatikan kekuatan firasat dan ketidaksadaran.
6.              Keteguhan dan ketabahan hati dalam menghadapi kesulitan.
7.             Kemampuan menggunakan kekuatan imajinasi untuk menciptakan ide-ide baru.
8.              Motivasi intrinsik dalam bekerja dan berkarya.
9.             Menggunakan kekuatan perasaan termasuk firasat dan ketidaksadaran dalam memecahkan masalah.
10.         kelancaran, kelenturan, dan keaslian dalam berpikir untuk menemukan  alternatif dalam melihat masalah kehidupan.
11.          Ketajaman dan kepekaan dalam melihat masalah kehidupan.
12.          Kemampuan berpikir analis dan sintesis dalam memecahkan masalah.
13.          Memiliki pengamatan yang tajam terhadap fakta dan realita kehidupan.
14.         Memiliki sensitivitas terhadap keindahan dan menggunakan sebagai kekuatan untuk berpikir baru dan memecahkan masalah.
2.2 Faktor pengaruh
      Ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi terbentuknya karakter anak.
1.      karakter anak menirukan orang  yang paling sering berinteraksi dengannya.
Bagi orang tua yang menginginkan anaknya memiliki karakter  mirip, maka ia harus sesering mungkin berinteraksi. Bermain main dengan anak dan melakukan aktivitas sehari hari dengan  melibatkannya. Hal ini wajib  dilakukan orang tua, kapanpun dan dimanapun.




2.      karakter anak menirukan orang  yang paling ia percaya.
Orang tua harus mampu menjadi tauladan dan dipercaya anak. Jangan sekali kali membohongi mereka. Mungkin orang tua tidak sengaja berbohong, namun memori anak merekam janji orang tuanya dengan baik.

Misalkan orang tua berkata, “ayo mandi nak, nanti bapak ajak jalan jalan”. Disaat  anak selesai mandi dan bapak tidak mengajaknya jalan jalan, maka anak mengecap orang tuanya sebagai pembohong. Kejadian itu akan diingat betul oleh anak.
3.      karakter anak menirukan  orang  yang mengajarkan sesuatu padanya  untuk pertama kali.

Sebagai contoh adalah  mengajarkan anak makan dengan tangan kanan. Jika secara perlahan itu kita ajarkan, maka ia pun akan dengan sendirinya makan dengan tangan kanan.
Namun beda halnya jika anak tidak pernah diajarkan cara makan yang benar. Suatu saat jika ia melihat seseorang makan dengan tangan kiri, maka itu akan ditiru dan dianggapnya sebagai kebenaran.
4.      karakter anak menirukan  orang  yang mengajarkan sesuatu dengan  menyenangkan (menurut anak).
Untuk itu kiranya orang tua harus mampu bertindak sebagai teman dan sahabat bagi anak anak. Jika anak merasa orang tuanya menyenangkan, maka apapun yang diperbuat orang tuanya otomatis akan ditiru.
Orang tua yang baik tentu saja akan melakukan segalanya demi anak. Termasuk pembentukan karakter tentunya. Jangan sampai kesempatan emas  orang tua dalam membentuk karakter ini  di ambil alih oleh orang lain atau pihak ketiga.



Orang ketiga itu adalah  orang lain diluar keluarga inti, Seperti kakek,  nenek, tante dan om. Bahkan orang luar keluarga  pun mampu mempengaruhi pembentukan karakter anak, seperti tetangga dan pengasuh.
Jika peran itu diambil alih orang lain, maka cepat atau lambat penyesalan itu  pasti datang.
5.      Faktor yang paling utama, Besarnya tekad dan kejelasan hidup seseorang.
Seseorang boleh jadi secara genetis mewarisi kelemahan atau kecacatan fisik tertentu atau dilahirkan dalam sebuah lingkungan yang kacau. Namun ia menyadari akan hal ini dan memiliki kekuatan serta tekad untuk keluar dari kehidupan seperti itu, menghapus masa lalunya dan berjuang mengatasi berbagai keterbatasan itu.
2.3 Perbedaan individual dalam kreatif
    Perbedaan individual seorang anak akan terjadi pada setiap aspek perkembangan anak itu. Aspek perkembangan tersebut diantaranya adalah pada aspek perkembangan fisik, intelektual, moral, maupun aspek kemampuan. Namun demikian, karena pengaruh berbagai faktor, kemampuan diantara anak-anak tersebut bisa berbeda misalnya, si A pada usia 7 tahun sudah bisa membuat suatu konsep, tetapi si B pada usia yang sama belum bisa melakukan hal yang dilakukan A.
Perbedaan kemampuan seorang anak bisa mencakup perbedaan dalam berkomunikasi, bersosialisasi atau perbedaan kemampuan kognitif. Faktor yang menonjol dalam membentuk kemampuan kognitif adalah faktor membentuk lingkungan alamiah dan yang dibuat.
Seperti halnya kecerdasan (IQ), kreativitas juga dapat diukur dengan menggunakan tes tertentu, seperti kreativitas figural dan tes kreativitas verbal (Utami munandar, 1995). Perbedaan tingkat kreativitas juga dapat menjadi sumber penyebab anak mengalami problema dalam belajar. Untuk mata pelajaran tertentu yang membutuhkan tingkat imajinasi dan kreativitas tinggi terutama yang menyangkut pemecahan masalah yang sulit, seperti matematika, fisika, kimia, potensi kreativitas ini sangat diperlukan. Untuk itu diperlukan guru yang mengerti bagaimana memupuk dan mengolah potensi kreativitas ini sehingga tidak menjadi sumber kesulitan dalam belajar.
2.4 Upaya-upaya pengembangan kreativitas
1.      Pengembangan kreativitas dalam belajar.
Pengembangan kreativitas dalam belajar ditinjau dari pendidik dapat dicapai dengan berbagai cara antaralain :
·         Kreativitas  pendidik bagi peningkatan minat siswa terhadap mata siswaan.
Produk kreativitas guru diharapkan akan memberikan situasi yang nyata pada proses pembelajaran. Selama ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan verbalisme yang tinggi pada hal-hal yang abstrak. Penerapan produk kreativitas guru misalnya berupa instrumen yang mampu mengajak siswa belajar ke dunia nyata melalui visulisasi akan mampu menurunkan rasa bosan siswa dan meningkat minatnya pada mata siswaan.
·         Kreativitas pendidik dalam transfer informasi lebih utuh.
Hasil inovasi berupa instrumen bantu pendidikan akan memberikan data atau informasi yang utuh, hal ini terlihat pada aktifnya indera siswa, baik indera penglihatan, pendengaran dan penciuman, sehingga siswa seakan-akan menemui situasi yang seperti aslinya. produk kreativitas guru akan melengkapi gambaran abstrak yang sebelumnya dipahami siswa dan membetulkan pemahaman yang salah mengenai informasi yang didapatkan dari teks.
·         kreativitas pendidik dalam merangsang siswa untuk lebih berpikir secara ilmiah dalam mengamati gejala masyarakat atau gejala alam yang menjadi objek kajian dalam belajar.
Produk kreativitas guru sangat penting dalam pengembangan kerangka berpikir ilmiah berupa langkah rasional, sistematik, dan konsisten. hasil-hasil kreativitas guru akan merangsang siswa untuk membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah, observasi data, pengolahan data serta perumusan hipotesis.
·         Produk kreativitas pendidik akan merangsang kreativitas siswa.
Kreativitas guru dapat digunakan secara mandiri oleh siswa, dimana siswa dapat mengembangkan kreativitasnya serta imajinasi dan daya nalarnya dalam memahami materi yang diajarkan. Siswa akan memiliki kelancaran, keluwesan, orisinalitas dan keunikan dalam berpikir.

2.      Pengembangan kreativitas dalam keluarga (Upaya orang tua)
a.    Bila seseorang anak menunjukan penemuannya, maka berilah pujian untuk memberikan semangat. orang tua yang melihat kreasi anaknya janganlah menertawakan, supaya anak tidak jera.
b.    Latihlah anak untuk merencanakan aktivitas keluarga. inisiatif anak harus dihargai supaya ada rasa jati diri yang positif.
c.    Berikanlah ruang khusus untuk bereksperimen dan dibuat kondusif agar bersikap positif terhadap lingkungan.
d.   Orang tua supaya membiasakan anak-anak menghadapi tantangan dan rangsangan supaya kreatif dan jangan terlalu menuntun dan tidak ada ketegasan.
e.    Anak supaya dilatih untuk berpikir kreatif, misalnya bagaimana caranya bila tersesat di pasar malam dan ke mana harus minta tolong.
f.     Anak yang sedang asyik dengan pekerjaannya janganlah diganggu, oleh karena kosentrasinya akan buyar dan pekerjaannya tidak akan sempurna hasilnya atau gagal sama sekali.
g.    Orang tua harus memberi motivasi supaya anak dapat mengikuti atau melaksanakan idenya sendiri. seringkali ide yang bagus dan baru, hilang karena kehilangan kepercayaan diri sendiri atau tidak mampu mengendalikan diri.
h.    Anak jangan diajari setiap langkah, tetapi sediakan ruang dibenaknya untuk membuat supaya imajinasinya berbunga-bunga guna memfungsikan otaknya dengan lebih baik.
i.      Harus diingat, karena usaha yang kreatif, seringkali tempat anak bekerja menjadi berantakan, misalnya karena dipakai untuk eksperiman yang membutuhkan tempat dan waktu. anak tidak perlu dimarahi, supaya tidak mengendorkan semangat.





BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Seperti yang kita ketahui, anak-anak yang kreatif biasanya selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya. Siswa berbakat kreatif biasanya mempunyai rasa humor yang tinggi, dapat melihat masalah dari berbagai sudut tinjau, dan memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep, atau kemungkinan-kemungkinan yang dikhayalkan.

Mengenai perkembangan kreativitasnya, Arasteh (Hurlock, 1982) mencoba untuk mengidentifikasi sejumlah usia keritis bagi perkembangan kreativitas pada usia mereka.  Pertama, pada usia 5–6 tahun ketika anak-anak siap memasuki sekolah, mereka belajar bahwa meraka harus menerima otoritas dan konformis dengan aturan dan tata tertib yang dibuat orang dewasa ( orangtua dan guru). Kedua, Usia 8 sampai 10 tahun ketika keinginan anak untuk diterima sebagai anggota gang mencapai puncaknya.









DAFTAR PUSTAKA

·         Munandar, Utami. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
·         Munandar, Utami. (2004). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
PT. Asdi Mahasatya.
·         Semiawan, Conny R. (1999). Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
·         Mardiati Busana, (1995). Upaya merangsang kreativitas anak berbakat. Cakrawala pendidikan No.2 Tahun XIV, Juli 1995, Yogyakarta : Lembaga pengabdian Masyarakat IKIP Yogyakarta.
·         Taman Bacaan Al Qur'an oleh Syekh Fadhlullah Haeri, hal 26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar